KRI Oswald
Siahaan
KRI Oswald Siahaan merupakan kapal fregat bekas pakai
AL Belanda (HMNLS Isaac Sweers F805) yang kemudian dibeli oleh Indonesia .
Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan
sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh
Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan
kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980.
Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat
(SAM, Sea to Air Missile) ) Sea Cat.
Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti
kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.Termasuk dalam kelas
Ahmad Yani bersama KRI Oswald Siahaan antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI
Slamet Riyadi (352), KRI Yos Sudarso (353) KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355)
dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).
KRI Oswald Siahaan memiliki berat 2,940 ton. Dengan
dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh turbin uap
dengan 2 boiler, 2 shaft yang menghasilkan 30,000 shp sanggup mendorong kapal
hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
Kemampuan bertahan dan menyerang OWA Class tentunya
didukung oleh persenjataan yang mumpuni, diantaranya: 8 Peluru Kendali
Permukaan-ke-permukaan McDonnel Douglas RGM-84 Harpoon dengan jangkauan
maksimum 130 Km (70 mil laut), berkecepatan 0,8 mach, berpemandu active radar
homing dengan hulu ledak seberat 227 Kg. 4 buah Peluru kendali permukaan-ke-udara
Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan
udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan
hulu ledak 3 Kg.
Rudal Sea
Cat KRI Oswald Siahaan
Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
1 buah Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan
kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km
untuk target udara. 2 Senapan mesin 12.7mm 12 Torpedo Honeywell Mk. 46,
berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40
knot dan hulu ledak 44 kg.
Persiapan
amunisi meriam kaliber 76 mm Otomelara buatan Laspezia Italia, di ruang kontrol
penembakan KRI Oswald Siahaan-354
Penembakan meriam kaliber 76 mm Otomelara buatan
Laspezia Italia, oleh KRI Oswald Siahaan-354
Suasana ruang Pusat Informasi Tempur (PIT)
Sejumlah ABK
KRI Oswald Siahaan-354 mempersiapkan senjata api laras panjang yang akan
digunakan sebagai pelontar tali
Senapan
Mesin Berat browning kaliber 12,7 mm
Torpedo
Honeywell Mk. 46
Berlayar
Dengan KRI Oswald Siahaan
Sejarah KRI Oswald Siahaan
Sebelum masuk masa dinas dilingkungan Angkatan Laut
Indonesia, OWA dan beberapa kerabatnya yang tergabung dalam kapal perang Kelas
Van Speijk ini merupakan salah satu armada perang Angkatan Laut Belanda.
Menurut hikayat penamaan Van Speijk tak lain untuk
mengenang Jan Carolus Josephus van Speijk, salah seorang letnan angkatan laut
Belanda yang tewas saat perang saudara Belanda-Belgia pada 5 Februari 1831.
Saking terkenalnya nama Van Speijk, sebuah dekrit kerajaan (Koninklijk Besluit
nomor 81, 11 Februari 1831) yang dikeluarkan oleh Raja William I mengucapkan
bahwa selama Angkatan Laut Belanda masih berlayar, akan selalu ada sebuah kapal
bernama 'Van Speijk' untuk memastikan ingatan atas keberanian sang letnan.
Sebanyak tujuh kapal dari angkatan laut belanda menggunakan nama tersebut.
Dikemudian hari, nama Van Speijk Class resmi disematkan pada kapal perusak
kawal rudal modern Belanda yang mulai di bangun oleh galangan kapal Nederlandse
Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda.
HMNLS Isaac
Sweers F805 (KRI Oswald Siahaan)
Van Speijk Class sendiri mulai bertugas sekitar tahun
1967, kemampuan dalam mengarungi samudra memang dapat diandalkan walaupun harus
menghadapi gelombang besar sekalipun. Kemampuan manuver yang mumpuni inilah
yang kemudian membuat Angkatan laut Indonesia kepicut membeli kapal tersebut,
walau eks angkatan laut Belanda, namun kualitas kemampuan dan kesiapan kepal
perang kawal rudal itu tetap terjaga baik.
Berbeda dengan Parcshim Class indonesia yang
mendapatkan perombakan habis-habisan oleh PT.PAL, namun Van Speijk Class justru
tak seperti itu, wajar sebab selama ini kapal tersebut dirawat dengan baik oleh
pemilik sebelumnya, bahkan sebelum kapal-kapal tersebut di serahkan kepada
Angkatan laut indonesia pada tahun 1977-1980, armada Van Speijk Class telah
diberi peningkatan kemampuan Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem
pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) Mistral menggantikan
Sea Cat. Sampai saat ini Van Speijk Class masih aktif berdinas dalam Angkatan
Laut Belanda.
Setelah masuk masa dinas dan bergabung dengan Angkatan
Laut kebanggan negera ini, KRI Oswald Siahaan berserta kerabatnya berganti
namanya dari Van Spijk Class menjadi kapal perang Fregat Ahmad Yani Class.
Tentu saja karena pernah digunakan oleh AL-Belanda, keseluruhan armada tersebut
namanya mengalami pergantian yaitu:
HNLMS Tjerk Hiddes (F 804) berganti nama menjadi KRI
Ahmad Yani 351
HNLMS Evertsen (F 815) berubah nama menjadi KRI Abdul
Halim Perdana Kusuma (355)
HNLMS Isaac Sweers (F 814) di tasbihkan menjadi KRI
Karel Satsuit Tubun (356)
HNLMS Van Speijk (F 802) berganti nama menjadi KRI
Slamet Riyadi (352)
HNLMS Van Galen F 803) berganti nama menjadi KRI Yos
Sudarso (353)
HNLMS Van Nes ( F 805) setelah ditasmiyahkan menjadi
nama baru, KRI OSWALD SIAHAAN (354) atau yang dikenal dengan nama lain KRI OWA
Class Indonesia.
Van Speijk Class Indonesia ini telah dilakukan
peningkatan kemampuan, diantaranya mengganti mesin-mesin baru, alat komunikasi
dan navigasi, armament modern dan perawatan Armor beserta mesin secara berkala.
Bahkan beberapa tahun yang lalu KRI Oswald Siahaan alias OWA Class mengalami
repowering sehingga keadaan KRI kebanggan negara ini kembali tampil baru lagi.
Di bidang sensor dan elektronis, KRI Oswald Siahaan
diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi
dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat
perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2
peluncur decoy RL. Keberadaan radar terbaru buatan asli anak bangsa INDERA
MX-2HC, makin melengkapi kegaharan kapal perang Angkatan Laut Kebanggan
indonesia.
Yakhont, Senjata Baru KRI Oswald Siahaan
Soal kemampuan OWA Class menggendong rudal yakhont
yang terbukti sukses diuji di Samudra Hindia beberapa saat yang lalu pantas
menjadi pembicaraan negera antar kawasan. Di Asia Tenggara sejauh ini hanya
Indonesia dan Vietnam saja yang mengaktifkan rudal yakhont menjadi bagaian
arsenal gaharnya. Hanya saja ada perbedaan yang mendasar, -setidaknya untuk
saat ini,- rudal yakhont miliki Vietnam kebanyakan digunakan sebagai pertahanan
pantai sehingga mobilitasnya terbatas, sedangkan Yakhont milik Angkatan laut
Indonesia memiliki mobilitas yang tinggi karena landasan luncurnya di bawa oleh
kapal-kapal perang Indonesia.
OWA Class memang bukan satu-satunya kapal perang yang
mampu membawa rudal kelas berat ini, namun berbicara daya angkut untuk rudal
bongsor seukuran yakhont, OWA Class mampu menggendong 4 buah sekaligus. Untuk
saat ini, jumlah yakhot indonesia sendiri disinyalir puluhan jumlahnya, ini tak
lain karna Yakhont sendiri sudah diinstal di 16 KRI yaitu enam pada kapal jenis
frigat dan 10 di kapal perang Korvet. Sejauh ini hanya OWA Class yang diketahui
membawa rudal dari Rusia.
Proses
Pemasangan Rudal Yakhont Hingga Peluncuran
Video
Uji Coba Rudal Yakhont