Rancangan meriam Gustav dan Dora
Gustav
sendiri pada akhirnya digunakan untuk melawan Uni Soviet dalam pengepungan
Sebastopol selama Operasi Barbarossa. Tak lama dia sudah berada dalam
pengepungan Jerman yang lain di Stalingrad, dan kemungkinan besar berencana
pula untuk dipakai dalam memadamkan pemberontakan Warsawa, Polandia (1944),
meskipun pemberontakan tersebut keburu padam sebelum Gustav sempat digunakan.
Di akhir perang Gustav dirampas oleh pasukan Amerika, sementara Dora
dihancurkan oleh Jerman sendiri menjelang akhir-akhir perang demi mencegah
jatuh ke tangan Tentara Merah Rusia.
Gustav dan Dora tercatat sebagai senjata dengan kaliber terbesar dalam sejarah yang pernah digunakan dalam pertempuran, begitu pula amunisinya yang tercatat sebagai peluru artileri paling berat yang pernah dibuat manusia. Dia hanya tersaingi oleh Little David Mortar 36 inci milik Amerika dan juga sejumlah mortir pengepung yang memuntahkan amunisi yang lebih kecil ukuran dan beratnya.
Peluru meriam Gustav/Dora seberat 7 ton berbanding dengan tank T 34 Soviet
Peluru meriam Gustav/Dora berbanding besar manusia
Tak ada
kelanjutan dari rencana ini sampai bulan Maret 1936, ketika Adolf Hitler
mengadakan kunjungan ke Essen dan menanyakan tentang spesifikasi senjata
tersebut. Tak ada komitmen berarti yang diberikan oleh Hitler mengenai pengembangannya
lebih jauh, tapi pengerjaan desainnya kemudian dimulai dengan model pertama
kaliber 80 cm. Setelah selesai awal 1937 dan mendapat persetujuan, akhirnya
dikerjakanlah senjata pertama yang start dari musim panas 1937. Sayangnya,
faktor teknis yang begitu rumit dalam pembuatan dan pengecoran senjata besi
yang begitu besarnya membuat batas waktu penyelesaian (musim panas 1940) tak
dapat dipenuhi.
Krupp membangun model percobaannya akhir tahun 1939 dan kemudian mengirimnya ke Hillersleben untuk uji coba tembakan. Masalah penetrasi juga dicoba dalam tes ini. Penembakan dengan elevasi tinggi membuat amunisi 7,1 ton yang dimuntahkannya mampu menembus beton tujuh meter plus lempengan baja setebal satu meter sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Ketika tes tersebut selesai pertengahan tahun 1940, dibuat pula "kendaraan" yang akan membawanya. Alfried Krupp (anak dari Krupp yang namanya dijadikan nama senjata tersebut) secara pribadi menjadi guide bagi Hitler dalam inspeksinya ke Lokasi Tes Rügenwald di musim panas 1941. Saat itu diserahkan pula secara resmi artileri Gustav. Hitler begitu terkejut ketika mendapati bahwa telah disiapkan pula peluru dengan berat 11 ton, bila peluru yang ada sekarang dianggap masih belum cukup.
Krupp membangun model percobaannya akhir tahun 1939 dan kemudian mengirimnya ke Hillersleben untuk uji coba tembakan. Masalah penetrasi juga dicoba dalam tes ini. Penembakan dengan elevasi tinggi membuat amunisi 7,1 ton yang dimuntahkannya mampu menembus beton tujuh meter plus lempengan baja setebal satu meter sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Ketika tes tersebut selesai pertengahan tahun 1940, dibuat pula "kendaraan" yang akan membawanya. Alfried Krupp (anak dari Krupp yang namanya dijadikan nama senjata tersebut) secara pribadi menjadi guide bagi Hitler dalam inspeksinya ke Lokasi Tes Rügenwald di musim panas 1941. Saat itu diserahkan pula secara resmi artileri Gustav. Hitler begitu terkejut ketika mendapati bahwa telah disiapkan pula peluru dengan berat 11 ton, bila peluru yang ada sekarang dianggap masih belum cukup.
Senjata ini diletakkan di atas sasis yang didesain khusus, yang didukung oleh empat buah troli paralel beroda yang dipasang di atas rel. Setiap troli mempunyai 20 gandar (poros roda), sehingga totalnya ada 80 gandar (160 roda)! Krupp menamai senjata dahsyat ini sebagai Schwerer Gustav (Gustav Berat) yang diambil dari nama direktur senior pabrik tersebut, Gustav Krupp von Bohlen und Halbach.
Amunisi bagi senjata ini sendiri terdiri dari peledak lapis baja/beton kelas berat dan juga peledak berdaya ledak tinggi yang lebih. Proyektil roket berdaya jangkau jauh (150 km) juga telah direncanakan untuk digunakan, tapi kemudian diurungkan karena si laras otomatis harus lebih dipanjangkan lagi sampai 84 meter! Proyektil roket ini rencananya digunakan untuk membombardir daratan Inggris melintasi selat Dover.
Sesuai dengan tradisi turun-temurun di perusahaan Krupp, tak ada biaya dibebankan bagi pemesan untuk senjata pertama ini, meskipun untuk senjata kedua bertipe sama (Dora), Krupp menghargainya sebesar 7 juta Reichsmark. Nama Gustav diambil dari nama direktur Krupp, dan nama Dora diambil dari nama istri insinyur senior di perusahaan tersebut.
Pada bulan Februari 1942 dibentuklah Unit Artileri Berat (E) 672 dan langsung dikirimkan ke front Krim (Kaukasus), bersama dengan senjata super andalan mereka, Gustav. Senjata ini dikirimkan tidak utuh ngejeblag begitu saja, melainkan dalam komponen-komponen terpisah yang diangkut menggunakan 25 buah truk yang membentuk iring-iringan sepanjang 1,5 kilometer! Setelah tiba di Tanah Genting Perekop awal Maret 1942, senjata tersebut diistirahatkan karena kini adalah bagian pengerjaan rel yang memanjang sejauh 16 kilometer (10 mil) sehingga mencapai bagian utara dari Simferopol-Sebastopol (yang menjadi targetnya). Di ujung rel tersebut dibuat berbentuk semi-lingkaran untuk memudahkan Gustav dalam berputar.
Tes tempur
pertama senjata ini adalah pengepungan Sebastopol. Instalasi dimulai awal Mei,
dan tanggal 5 Juni senjata tersebut telah siap untuk dioperasikan. Target
berikut ini yang tercatat pernah dihajarnya:
5 Juni
- Artileri pantai Soviet dengan jarak 25.000 meter. Delapan peluru ditembakkan.
- Benteng Stalin. Enam peluru ditembakkan.
- Benteng Stalin. Enam peluru ditembakkan.
6 Juni
- Benteng Molotov. Tujuh peluru ditembakkan.
- Tebing Putih: Tempat penyimpanan amunisi bawah laut di Pantai Severnaya. Lokasinya adalah 30 meter di bawah permukaan laut dengan pelindung beton setebal 10 meter. Setelah sembilan peluru ditembakkan, arsenal tersebut hancur berkeping-keping dan akibatnya salah satu kapal di pantai tersebut ikut tenggelam karena efek ledakannya.
- Tebing Putih: Tempat penyimpanan amunisi bawah laut di Pantai Severnaya. Lokasinya adalah 30 meter di bawah permukaan laut dengan pelindung beton setebal 10 meter. Setelah sembilan peluru ditembakkan, arsenal tersebut hancur berkeping-keping dan akibatnya salah satu kapal di pantai tersebut ikut tenggelam karena efek ledakannya.
7 Juni
- Ditembakkan untuk mendukung serangan infantri di Sudwestspitze, sebuah
fortifikasi pertahanan terpencil milik Soviet. Tujuh peluru ditembakkan.
11 Juni
- Benteng Siberia. Lima peluru ditembakkan.
17 Juni
- Benteng Maxim Gorki dan sekelompok meriam pantainya. Lima peluru ditembakkan.
Sejata tersebut lalu dibongkar untuk kemudian dipindahkan ke bagian utara dari Rusia, dimana Jerman sedang merencanakan serangan pada kota Leningrad yang dikepung. Gustav diletakkan sekitar 30 km dari kota di dekat stasiun kereta api Taizy. Setelah dipasang kembali dan telah siap dioperasikan, rencana serangan tersebut dibatalkan! Jadinya, terpaksa deh Gustav menghabiskan musim dingin 1942-1943 di dekat Leningrad.
Setelah itu, artileri kelas berat ini dibalikkan kembali ke Jerman untuk perbaikan. Meskipun ada beberapa klaim yang menyebutkan bahwa sesudahnya Gustav dipakai dalam pertempuran Warsawa tahun 1944, tapi pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Klaim ini kemungkinan bersumber karena adanya salah satu selongsong amunisi Gustav yang dipamerkan di Musium Angkatan Darat Polandia.
Senjata ini kemudian dihancurkan oleh pihak Jerman sendiri demi mencegahnya jatuh ke tangan Sekutu atau Rusia. Sisa-sisanya ditemukan di sebuah hutan 15 kilometer (9 mil) di sebelah utara Auerbach atau 50 kilometer (31 mil) sebelah tenggara Chemnitz.
Dora adalah senjata kedua yang diproduksi yang mempunyai spesifikasi sama persis dengan Gustav. Penggunaannya terutama di medan pertempuran Stalingrad, dimana senjata tersebut ditempatkan 15 kilometer (9 mil) sebelah barat kota di sekitar pertengahan Agustus 1942. Dora telah siap beraksi tanggal 13 September, tapi tak lama kemudian senjata ini sudah dibongkar kembali karena Jerman ketakutan akan kepungan balik Rusia yang mengancam posisinya. Ketika pasukan Jerman mundur besar-besaran dari Front Timur, Dora pun ikut serta. Nasibnya tidak setragis Gustav yang dihancurkan, melainkan hanya dibongkar saja menjelang akhir perang. Yang kemudian menemukannya adalah tentara Amerika di Barat, yang hampir bersamaan waktunya dengan ditemukannya Schwerer Gustav.
Tipe: Senjata kepung/artileri rel
Masa tugas: 1941-1945
Pengguna: Wehrmacht
Data produksi:
Desainer: Krupp
Dibuat: 1934
Pabrik pembuat: Krupp
Harga per unit: 7 juta Reichsmark
Produksi pertama: 1941
Jumlah produksi: 2
Spesifikasi:
Berat: 1.350 ton
Panjang: 47,3 meter
Panjang laras: 32,48 meter (L/40.6)
Lebar: 7,1 meter
Tinggi: 11,6 meter
Kaliber: 800 mm (31,5 inci)
Elevasi: Maksimum 48"
Kecepatan tembak: 1 kali tembak setiap 30 sampai 45 menit, atau bisa mencapai 14 kali tembak dalam sehari
Kecepatan peluru: 820 m/s (HE), 720 m/s (AP)
Jarak efektif: Sekitar 39 km
Jarak maksimal: 48 km (HE); 38 km (AP)
Kru: 250 orang untuk memasang senjata ini dalam waktu 3 hari (54 jam), 2.500 orang untuk memasang jalur rel dan membuat pertahanan di sekeliling senjata. Dibutuhkan 2 batalion flak untuk melindungi senjata ini dari serangan udara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar